TUGAS KE 4 soft skill
1. Motivasi
Motivasi
merupakan sebuah proses yang menjelaskan intensitas, arah,ketekunan seorang
individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah
intensitas, arah, dan ketekunan. Pentingnya Motivasi sebenarnya seberapa
penting sih motivasi untuk kelangsungan hidup, bisnis, cita-cita. Dan bahkan
banyak orang yang mau membayar jutaan untuk mengikuti seminar motivasi. Setiap
orang butuh sebuah suntikan mental dan energy dari dalam agar bisa bertahan di
dalam menjalani proses hidup yang banyak tikungan dan jurang kegagalan tapi
jangan menyerah karena hidup memberikan yang kita inginkan apapun itu jika kita
percaya dan berusaha.
Motivasi
yaitu suatu keadaan dalam pribadi seseorang yang
mendorong keinginan individu untuk melakukan
kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Motivasi bukanlah sesuatu
yang dapat diamati, tetapi merupakan hal yang dapat
disimpulkan adanya karena sesuatu perilaku yang tampak.
Motivasi merupakan masalah
yang sangat kompleks dalam organisasi karena kebutuhan dan keinginan setiap
anggota organisasi adalah berbeda-beda. Dan berkembang atas dasar proses
belajar yang berbeda . Lagi
Motivasi
dapat juga disebut dengan istilah kebutuhan (need), desakan (urge), keinginan
(wish), atau dorongan (drive), yang semuanya ini mempunyai pengertian yang sama yaitu sebagai suatu
keadaan yang ada pada diri seseorang yang mendorong untuk melakukan suatu
kegiatan guna mencapai keinginan atau tujuan. Dorongan ini biasanya diwujudkan
dalam bentuk perilaku.
TUGAS KE 3
1 . Pengorganisasian yaitu
merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan pengorganisasian didefinisikan
sebagai proses kegiatan penyusunan s truktur organisasi
s esuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya.
Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi.
Teori –Teori Organisasi
1. TEORI ORGANISASI KLASIK : Teori ini biasa
disebut dengan “teori tradisional” atau disebut juga “teori mesin”. Berkembang
mulai 1800-an (abad 19). Dalam teori ini organisasi digambarkan sebuah lembaga
yang tersentralisasi dan tugas-tugasnnya terspesialisasi serta memberikan
petunjuk mekanistik structural yang kaku tidak mengandung kreatifitas.
2. TEORI NEOKLASIK : Aliran yang
berikutnya muncul adalah aliran Neoklasik disebut juga dengan “Teori Hubungan
manusiawi”. Teori ini muncul akibat ketidakpuasan dengan teori klasik dan teori
merupakan penyempurnaan teori klasik. Teori ini menekankan pada “pentingnya
aspek psikologis dan social karyawan sebagai individu ataupun kelompok kerja
3. TEORI MODERN : berkaitan
dengan lingkungan yang stabil akan tetapi organisasi merupakan system terbuka
yang berkaitan dengan lingkunngan dan apabila ingin survivel atau dapat
bertahan hidup maka ia harus bisa beradaptasi dengan lingkungan.
Struktur organisasi
Struktur
organisasi adalah susunan
komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi. Struktur organisasi
menunjukkan adanya pembagian kerja dan meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau
kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi).
Selain daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan
spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.
PEMBAGIAN KERJA
Pembagian kerja adalah merupakan penjadwalan
kerja personilan karyawan di suatu perusahaan.Fungsi pembagian kerja ini untuk
memudahkan dan menghindarkan bentrok kerja.Diwujudkan untuk mengelompokkan
tugas sesuai dengan tanggung jawab masing-masing personil atau unit
kerja.Dengan jadwal ataupun definisi pembagian pekerjaan akan disesuaikan
dengan kemampuan seorang atau unit lebih terlihat,dan yang jelas lebih
mengurangi tingkat kerumitan.Yang pastinya akan lebih efektif dan
efisiensi.Dalam perusahaan taupun organisasi memiliki tingkat manajemennya
masing-masing ,dari tingkat manajemen atas(top manager) atau (SPL) Stategic
Planing Level,Midle manager atau (MCL) Manajement Control Unit,Tingkat manager
paling bawah atau (OCL)Operational Control Level.Penjelasan dari tingkatan ini
adalah:
Adalah tingkatan manager paling bawah bertugas pengendalian
operasional,yaitu pengendalian aktivitas dan laporan prestasi.Ikatan manajemen
yang bertanggung jawab atas pekerja dibawahnya.Tingkat ini mengambil informasi
dari internal,karena mengerjakan apa yang akan dilakukan oleh karyawan atau
personil sesuai dengan rancangan dari manajement tingkat atas.Membuat laporan
hasil kerja atau transaksi diperusahaan dengan rinci,karena tingkat ini
bertugas melaporkan semua hal yang ada dalam perusahaan.
BENTUK-BENTUK ORGANISASI
1. ORGANISASI FUNGSIONAL
Suatu organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian yang mempunyai jabatan fungsional untuk dikerjakan kepada para pelaksana yang mempunyai keahlian khusus.
2. ORGANISASI FUNGSIONAL DAN GARIS
Bentuk organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian dibawahnya yang mempunyai keahlian tertentu serta sebagian dilimpahkan kepada pejabat fungsional yang koordinasinya tetap diserahkan kepada kepala bagian.
3. ORGANISASI KOMITE
Bentuk organisasi dimana tugas kepemimpinan dan tugas tertentu dilaksanakan secara kolektif oleh sekelompok pejabat, yang berupa komite atau dewan atau board dengan pluralistic manajement.
4. ORGANISASI GARIS DAN STAFF
Suatu bentuk organisasi dimana pelimpahan wewenang berlangsung secara vertical. Manajer ditempatkan satu atau lebih pejabat staff yang tidak mempunyai wewenang memerintah tetapi hanya sebagai penasehat.
5. ORGANISASI MATRIX
Organisasi dimana penggunaan struktur organisasi menunjukan dimana para spesialis yang mempunyai keterampilan dimasing-masing bagian dari bagian perusahaan dikumpulkan lagi menjadi satu untuk mengerjakan suatu proyek yang harus diselesaikan.
Departementasi
Pengertian DepartementasiDepartementasi adalah aktivitas untuk menyusun satuan satuan organisasi
yang akan diserahi bidang kerja tertentu atau fungsi tertentu.
Efesiensi kerja tergantung kepada keberhasilan integrasi satuan-satuan yang bermacam-macam dalam organisasi. Proses penentuan cara bagaimana kegiatan dikelompokkan disebutkan departementasi.macam-macam bentuk Departementasi :
1. Departementasi Fungsional
Departemen Fungsional adalah pengelompokan fungsi yang sama atau kegiatan yang sejenis untuk membentuk satuan organisasi. Ini merupakan bentuk organisasi yang paling umum dan bentuk dasar departementasi.
Individu dikelompokkan berdasarkan ketrampilan, pengetahuan, dan tindakan yang dilakukan. Misalnya organisasi hanya terbagi dalam bagian administrasi, dan bagian operasi.Pembentukan satuan satuan organisasi yang masing masing diserahi mengurus sekelompok aktivitas yang tergolong sejenis menurut sifatnya atau pelaksanaan pekerjaan pekerjaan yang berkaitan.
2. Departementasi Devisional
Departementasi berdasarkan divisi melihat produk, layanan, dan klien sebagai faktor dasar pengelompokan. Pola ini digunakan untuk memudahkan usaha antisipasi ancaman atau oportuniti dari luar organisasi. Misalnya pada organisasi otomotif, organisasi terbagi atas divisi otomotif, divisi internasional, divisi keuangan.
Dengan membagi divisi-divisi atas dasar produk, wilayah, langganan, dan proses, dimana tiap divisi merancang, memproduksi dan memasarkan produknya sendiri.
Organisasi proyek dan matrik.
Struktur Organisasi Proyek
Menyangkut pembentukan tim – tim, spesialis untuk mencapai tujuan khusus. Di sini manajer proyek mempunyai wewenang lini memimpin para anggota tim selama jangka waktu proyek , jika telah selesai maka tim dibubarkan dan masing – masing anggota kembali ke departemennya masing – masing. Kalau ada proyek baru maka mereka ditarik kembali.Struktur Organisasi Matriks
Pada prinsipnya sama dengan sistem proyek, tapi disini para karyawan mempunyai dua atasan, yang tentunya berada di dua wewenang. Rantai perintah pertama yaitu fungsional, yang wewenangnya mengalir secara vertical. Kedua yaitu rantai perintah lateral atau horisontal, wewenangnya melintasi departemen yang dilaksanakan oleh manajer proyek, sehingga menyerupai matrik dalam lalu lintas aliran wewenang.
Menyangkut pembentukan tim – tim, spesialis untuk mencapai tujuan khusus. Di sini manajer proyek mempunyai wewenang lini memimpin para anggota tim selama jangka waktu proyek , jika telah selesai maka tim dibubarkan dan masing – masing anggota kembali ke departemennya masing – masing. Kalau ada proyek baru maka mereka ditarik kembali.Struktur Organisasi Matriks
Pada prinsipnya sama dengan sistem proyek, tapi disini para karyawan mempunyai dua atasan, yang tentunya berada di dua wewenang. Rantai perintah pertama yaitu fungsional, yang wewenangnya mengalir secara vertical. Kedua yaitu rantai perintah lateral atau horisontal, wewenangnya melintasi departemen yang dilaksanakan oleh manajer proyek, sehingga menyerupai matrik dalam lalu lintas aliran wewenang.
koordinasi
Kebutuhan akan koordinasi
Untuk melihat kemampuan seorang manajer
sebagai pemimpin ( atasan )dalam melakukan koordinasi dilihat dari besar
kecilnya jumlah bawahanyang ada dalam tanggung jawabnya, yang dikenal sebagai
rentang manajemen.Koodinasi dibutuhkan sekali oleh para karyawannya,sebab tanpa
koordinasi setiap karyawan tidak mempunyai pegangan mana yang harus diikuti,
sehingga akan merugikan organisasi itu sendiri.
Dengan koordinasi diharapkan keharmonisan
atau keserasian seluruh kegiatan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Sehingga
tiap departemen atau perusahaan atau bagian menjadi seimbang dan selaras.
Koordinasi merupakan usaha untuk menciptakan keadaan yang berupa tiga S,yaitu
serasi,selaras dan seimbang.Kebutuhan koordinasi tergantung pada sifat dan
kebutuhan komunikasi dalam pelaksanaan tugas dan derajat ketergantungan dari
tiap satuan pelaksanaan.
Prinsip rentang manajemen berkaitan erat
dengan jumlah bawahan yangdapat dikendalikan secara efektif oleh manajer atau
atasan. Antara rentang manajemen dan koordinasi saling berhubungan erat. Ada
anggapan bahwa semakin besar jumlah rentangan semakin sulit untuk
mengkoordinasikan kegiatan bawahan secara efektif.
Terdapat 3 (tiga) macam saling ketergantungan
di antara satuan-satuan organisasi seperti diungkapkan oleh James D. Thompson
(Handoko,2003:196), yaitu:
1. Saling ketergantungan yang menyatu (pooled interdependence)
Bila satuan-satuan organisasi tidak saling
tergantung satu dengan yang lain dalam melaksanakan kegiatan harian tetapi
tergantung pada pelaksanaan kerja setiap satuan yang memuaskan untuk suatu
hasil akhir.
2. Saling ketergantungan yang berurutan (sequential interdependece)
Dimana suatu satuan organisasi harus
melakukan pekerjaannya terlebih dulu sebelum satuan yang lain dapat bekerja.
3. Saling ketergantungan timbal balik (reciprocal interdependence)
Merupakan hubungan member dan menerima antar
satuan organisasi. Ketiga hubungan saling ketergantungan .
Masalah-Masalah dalam Koordinasi
Peningkatan spesialisasi akan menaikkan
kebutuhan akan koordinasi. Tetapi semakin besar derajat spesialisasi, semakin
sulit bagi manajer untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan khusus dari
satuan-satuan yang berbeda.
Paul R. Lawrence dan Jay W. Lorch (Handoko,
2003:197) mengungkapkan 4 (empat) tipe perbedaan dalam sikap dan cara kerja
yang mempersulit tugas pengkoordinasian, yaitu:
a.
Perbedaan dalam orientasi terhadap tujuan tertentu.
Para anggota dari departemen yang berbeda
mengembangkan pandangan mereka sendiri tentang bagaimana cara mencapai
kepentingan organisasi yang baik. Misalnya bagian penjualan menganggap bahwa
diversifikasi produk harus lebih diutamakan daripada kualtias produk. Bagian
akuntansi melihat pengendalian biaya sebagai faktor paling penting sukses
organisasi.
b.
Perbedaan dalam orientasi waktu.
Manajer produksi akan lebih memperhatikan masalah-masalah yang harus dipecahkan segera atau dalam periode waktu pendek. Biasanya bagian penelitian dan pengembangan lebih terlibat dengan masalah-masalah jangka panjang.
Manajer produksi akan lebih memperhatikan masalah-masalah yang harus dipecahkan segera atau dalam periode waktu pendek. Biasanya bagian penelitian dan pengembangan lebih terlibat dengan masalah-masalah jangka panjang.
c.
Perbedaan dalam orientasi antar-pribadi.
Kegiatan produksi memerlukan komunikasi dan
pembuatan keputusan yang cepat agar prosesnya lancar, sedang bagian penelitian
dan pengembangan mungkin dapat lebih santai dan setiap orang dapat mengemukakan
pendapat serta berdiskusi satu dengan yang lain.
d. Perbedaan dalam formalitas
struktur.
Setiap tipe satuan dalam organisasi mungkin
mempunyai metode-metode dan standar yang berbeda untuk mengevaluasi program
terhadap tujuan dan untuk balas jasa bagi karyawan.
Pendekatan-pendekatan untuk
Pencapaian Koordinasi yang Efektif
Komunikasi
adalah kunci koordinasi yang efektif. Koordinasi
secara langsung tergantung pada perolehan, penyebaran dan pemrosesan informasi.
Semakin besar ketidakpastian tugas yang dikoordinasi, semakin membutuhkan
informasi. Pada dasarnya koordinasi merupakan pemrosesan informasi.
Tiga Pendekatan untuk pencapaian koordinasi
yang efektif:
1.
Pendekatan Pertama: TEKNIK-TEKNIK
MANAJEMEN
DASAR
Dengan mempergunakan teknik-teknik manajemen dasar : hirarki manajerial, rencana dan tujuan sebagai pengarah umum kegiatan-kegiatan serta aturan-aturan dan prosedur-prosedur.2. Pendekatan Kedua: MENINGKATKAN KOORDINASI POTENSIAL
Menjadi diperlukan bila bermacam-macam satuan organisasi menjadi saling tergantung dan lebih luas dalam ukuran dan fungsi.3. Pendekatan Ketiga: MENGURANGI KEBUTUHAN AKAN KOORDINASI
Dalam beberapa situasi adalah tidak efisien untuk mengembangkan cara pengkoordinasian tambahan. Ini dapat dilakukan dengan penyediaan tambahan smber daya-sumber daya untuk satuan-satuan organisasi atau penglompokan kembali satuan-satuan organisasi agar tugas-tugas dapat berdiri sendiri.
Dengan mempergunakan teknik-teknik manajemen dasar : hirarki manajerial, rencana dan tujuan sebagai pengarah umum kegiatan-kegiatan serta aturan-aturan dan prosedur-prosedur.2. Pendekatan Kedua: MENINGKATKAN KOORDINASI POTENSIAL
Menjadi diperlukan bila bermacam-macam satuan organisasi menjadi saling tergantung dan lebih luas dalam ukuran dan fungsi.3. Pendekatan Ketiga: MENGURANGI KEBUTUHAN AKAN KOORDINASI
Dalam beberapa situasi adalah tidak efisien untuk mengembangkan cara pengkoordinasian tambahan. Ini dapat dilakukan dengan penyediaan tambahan smber daya-sumber daya untuk satuan-satuan organisasi atau penglompokan kembali satuan-satuan organisasi agar tugas-tugas dapat berdiri sendiri.
Mekanisme – Mekanisme
Pengkoordinasian Dasar
Dalam pengkoordinasian dasar kita harus
mengetahui Mekanisme-mekanisme apa saja yg harus di perhatikan
1.
Hirarki manajerial.
Rantai perintah, aliran informasi dan kerja, wewenag formal, hubungan tanggung jawab dan akuntanbilitas yang jelas dapat menumbuhkan integrasi bila dirumuskan secara jelas serta dilaksanakan dengan pengarahan yang tepat.
Rantai perintah, aliran informasi dan kerja, wewenag formal, hubungan tanggung jawab dan akuntanbilitas yang jelas dapat menumbuhkan integrasi bila dirumuskan secara jelas serta dilaksanakan dengan pengarahan yang tepat.
2.
Aturan dan prosedur.
Adalah keputusan-keputusan manajerial yang dibuat untuk menangani kejadian-kejadian rutin, sehingga dapat juga menjadi peralatan yang efisien untuk koordinasi dan pengawasan rutin.
Adalah keputusan-keputusan manajerial yang dibuat untuk menangani kejadian-kejadian rutin, sehingga dapat juga menjadi peralatan yang efisien untuk koordinasi dan pengawasan rutin.
3.
Rencana dan penetapan tujuan.
Pengembangannya dapat digunakan untuk pengoordinasian melalui pengarah seluruh satuan orgaisasi terhadap sasaran-sasaran yang sama. Ini diperlukan bila aturan dan prosedur tidak mampu lagi memproses seluruh informasi yang dibutuhkan untuk mengoordinasikan kegiatan-kegiatan satuan-satuan oraganisasi.
Pengembangannya dapat digunakan untuk pengoordinasian melalui pengarah seluruh satuan orgaisasi terhadap sasaran-sasaran yang sama. Ini diperlukan bila aturan dan prosedur tidak mampu lagi memproses seluruh informasi yang dibutuhkan untuk mengoordinasikan kegiatan-kegiatan satuan-satuan oraganisasi.
Empat tipe perbedaan dalam sikap dan cara
kerja di antara bermacam-macam individu dan departemen-departemen dalam
organisasi menurut Paul R. Lawrence dan Jay W. Lorch adalah:
a. Perbedaan dalam
orientasi terhadap tujuan tertentu.
Para anggota dari departemen yang berbeda
mengembangkan pandangan-pandangan mereka sendiri tentang bagaimana cara
mencapai kepentingan organisasi yang baik.
b. Perbedaan dalam
oriantasi waktu
Manajer akan lebih memperhatikan masalah-masalah
yang harus dipecahkan segera atau dalam periode waktu pendek. Bagian penelitian
dan pengembangan lebih terlibat dengan masalah-masalah jangka panjang.
c.
Perbedaan dalam orientasi antar pribadi.
Kegiatan produksi memerlukan komunikasi dan
pembuatan keputusan yang cepat agar prosesnya lancar, sedang bagian penelitian
dan pengembangan mungkin dapat lebih santai dan setiap orang dapat mengemukakan
pendapat serta berdiskusi satu dengan yang lain.
d. Perbedaan dalam
formalitas struktur.
Setiap tipe satuan dalam organisasi mungkin
mempunyai metoda-metoda dan standar-standar yang berbeda untuk mengevaluasi
program terhadap tujuan dan untuk balas jasa bagi karyawan.
Meningakatkan koordinasi
potensial
Meningkatkan koordinasi potensial menjadi
diperlukan bila bermacam-macam satuan organisasi menjadi saling tergantung dan
lebih luas dalam ukuran dan fungsi. Koordinasi ini dapat di tingkatkan
melalui dua cara, yaitu :
1. Sistem informasi vertikal.
Adalah peralatan melalui mana data disalurkan
melewati tingkatan-tingkatan organisasi. Komunikasi dapat terjadi di dalam atau
di luar rantai perintah. Sistem informasi manajemen telah dikembangkan dalam
kegiatan-kegiatan seperti pemasaran, keuangan, produksi, dan operasi-operasi
internasional untuk meningkatkan informasi yang tersedia bagi perencanaan,
koordinasi, dan pengawasan.2. Hubungan-hubungan lateral (harizontal).
Melalui pemotongan rantai perintah,
hubungan-hubungan lateral membiarkan informasi dipertukarkan dan keputusan
dibuat pada tingkat hirarki dimana informasi yang dibutuhkan ada.
Beberapa hubungan lateral, yaitu:
a. Kontak langsung antara individu-individu
yang dapat meningkatakan efektivitas dan efisiensi kerja.
b. Peranan penghubung, yang menangani komunikasi antar departemen sahingga mengurangi panjangnya saluran komunikasi.
c. Panitnya dan satuan tugas. Panitnya
biasanya diorganisasi secara formal dengan pertemuan yang dijadwalkan teratur.
Satuan tugas dibentuk bila dibutuhkan untuk masalah-masalah khusus.
d. Pengintegrasian peranan-peranan, yang
dilakukan oleh misal manajer produk atau proyek, perlu diciptakan bila suatu
produk, jasa atau proyek khusus memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi dan
perhatian yang terus menerus dari seseorang.
e. Peranan penghubung manajerial, yang
mempunyai kekuasaan menyetujui perumusan anggaran oleh satuan-satuan yang
diintegrasikan dan implementasinya. Ini diperlukan bila posisi pengintegrasian
yang dijelaskan di atas tidak secara efektif mengoordinasikan tugas tertentu.
f. Organisasi matriks, suatu mekanisme
yang sangat baik bagi penanganan dan penyelesaian proyek-proyek yang kompleks.
Mengurangi kebutuhan akan
koordinasi
ada dua metode pengurangan kebutuhan
koordinasi, yaitu :
a.
Penciptaan sumber daya tambahan yang memberikan kelonggaran bagi satuan kerja,
misal penambahan kerja, bahan dasar dan pembantu, modal, pengurangan tugas dan
masalah-masalah yang timbul sekarang.
b.
Penciptaan tugas-tugas yang dapat berdiri sendiri, dengan mengubah karakter
satuan organisasi.
———————————————————————————————–
=> Referensi :
=> Referensi :
http://nurlaitulrmd.wordpress.com/2012/11/tugas-softskills-ke-3.html